Suwardi- Petarung MMA, Petani di Cisarua

Atlet Martial Mixed Arts Suwardi kembali menjadi juara di kelas terbang di One Pride MMA 72. Ini membuktikan Suwardi tak sekadar jago bercocok tanam sebagai petani.

Hal itu diungkapkan Suwardi setelah memastikan kemenangan atas Aditya Ginting yang berlangsung di Mahaka Square Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Sabtu (9/9/2023).

Berlaga di kelas terbang (flyweight 56,7 kg), petarung yang berjuluk Becak Lawu menumbangkan Aditya, petarung berdarah batak besutan camp Bali MMA usai bertarung selama lima ronde.

“Sangat bangga karena mendapat kemenangan telak dan pastinya apa yang saya latih selama ini bermain lima ronde berhasil,” kata Suwardi saat ditemui usai tanding.

“Kuncinya kemenangan ini adalah latihan keras, disiplin, konsisten, dan pastinya percaya diri serta keyakinan untuk memenangkan kompetisi ini,” lanjutnya.

Suwardi yang kini berusia 42 tahun mengatakan akan melanjutkan profesinya sebagai petani di Cisarua setelah kemenangan ini. “Saya bertani. Lahannya sudah ada, dan sudah panen juga, tinggal dijual ke mini market. Sekarang ada 13 hektar,” tuturnya.

Suwardi mengatakan, profesi itu sudah lama ditekuni dan hasil panennya telah ia salurkan ke berbagai rumah sakit dan mini market. “Yang saya budidayakan itu sayur organik seperti sawi, pokcai, pokoknya apa saja yang bisa kita jual ke beberapa rumah sakit dan minimarket,” dia menjelaskan.

Baca juga: One Pride MMA 72: Duel Panas Suwardi vs Aditya Ginting

Menyoal rencana pensiun, Suwardi mengatakan belum ada rencana dalam waktu dekat. Namun begitu, ia tetap menyiapkan regenerasi untuk ke depannya.

“Ke depan tentu saya akan melatih dan menyiapkan atlet-atlet terbaik yang akan berlaga di One Pride. Syukur-syukur go internasioanl,” tambahnya.

Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, yang menyaksikan langsung laga Suwardi dengan Aditya mengapresiasi perjuangan para atlet bela diri campuran atau Mixed Martial Arts (MMA).

Dia bahkan menilai olahraga ini punya potensi untuk para atletnya berkarier di level internasional. Apalagi saat ini sudah ada petarung Indonesia jebolan One Pride MMA, Jeka Saragih, yang berkarier di Ultimate Fighting Championship (UFC).

“Itu yang saya sampaikan bahwa yang namanya MMA ini bisa kita masukkan klaster yang potensi, dimana untuk level internasionalnya sudah memiliki patron yang namanya UFC,” ujar Menpora kepada awak media di atas oktagon One Pride MMA.

“Saya sudah sampaikan ke Pak Ketum (KOBI) ini merupakan potensi untuk One Pride. Karena Insyaallah tahun depan UFC akan berlaga di Indonesia,” kata Dito.

“Pastinya kita mencoba mengolaborasikan semua pihak yang sudah aktif di nasional agar ini bisa menjadi perkembangan baik buat industri MMA di Tanah Air,” Dito mempertegas.

Baca juga: One Pride MMA 72: Si Rahang Besi Pede Bawa Pulang Sabuk Juara ke Jambi